BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 16 Desember 2010

KRITIK ARSITEKTUR DI DEPOK




Margo City

Melengkapi keberadaan tempat hiburan di Depok, Margo City bisa dibilang merupakan surga baru bagi para penggila belanja. Meski berstatus paling bungsu di antara mal lain, Margo City nyatanya telah merebut perhatian warga kota penyangga Jakarta ini.


Memiliki arsitektur khas yang unik, Margo City bukan hanya berisikan peritel besar seperti Centro dan Giant. Selain kehadiran bioskop kelas atas untuk memuaskan dahaga para movie freak, kita juga akan menemui beberapa tempat makan yang selama ini biasa dijumpai di kawasan ibukota. Sebut misalnya keberadaan J.co Donuts dan Bread Talk yang telah berhasil menyihir pengunjung untuk memenuhi gerainya. Penyuka hidangan Asia pun dimanjakan oleh resto semacam Ichiban Sushi dan Rice Bowl. Sementara bagi yang menyukai atmosfir Indonesia, selain Bumbu Desa juga akan menemukan hidangan khas daerah Jakarta hingga Bali di area food court.


Asyiknya lagi, areal khusus penganan ini juga dilengkapi dengan hot spot. Perut kenyang, wawasan tetap ter-updated. Sejalan dengan tagline " Margo City - Out of the Box " yang diusungnya.

Margo City yang dikembangkan memiliki luas 67.000 meter persegi dan area parkir dengan kapasitas 1.200 mobil. Secara garis besar, Margo City terdiri dari 3 zona.

Pertama, Margo Zone adalah area Food & Beverage yang terletak di sisi kanan mal. Di area ini pengunjung dapat menikmati berbagai jenis makanan yang disajikan oleh caf, restoran dan bakery ternama, seperti: Starbucks Caf, J.co Donuts dan Bread Talk.

Kedua, City Zone adalah area Fashion & Lifestyle yang terletak di sisi kiri mall. Di area ini pengunjung dapat menemukan berbagai merek fashion, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya adalah Centro Department Store yang terletak di Ground Floor dan Lantai 1, serta Giant Hypermarket yang terletak di Lower Ground.

Ketiga, O-Zone adalah area outdoor yang terletak di sisi luar sebelah kanan mal. Di area ini tersedia berbagai fasilitas olahraga dan kegiatan outdoor, seperti: lapangan basket, futsal, skateboard area, cycling track. Juga terdapat bungee trampoline berbentuk bola raksasa, di dalamnya terdapat permainan ayunan tali yang sangat menantang bagi para pengunjung.

Salah satu yang menjadi daya tarik Margo City adalah keberadaan bangunan tua yang diyakini sebagai hunian salah satu tuan tanah jamna baheula di Depok. Meski telah disulap menjadi kafe, kawasan yang ditahbiskan sebagai area Friday Jazz Night ini tetap menyisakan atmosfir kuno yang menghadirkan nuansa klasik yang unik. Di sini lah Oh La La Bistro dan Barra di Cafe berdiri dan memanjakan tetamu dengan aneka penganan khas Eropa yang menggoda. Area ini pula yang menjadi saksi diresmikannya komunitas deBlogger akhir Mei lalu.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi Margo City, coba luangkan waktu sejenak menyusuri koridor berkanopi yang menaungi pejalan kaki dari jalan raya menuju lobi utama. Di beberapa tiang penyangga, Anda bisa menikmati sekelumit sejarah Depok, termasuk kaum Belanda Depok yang kesohor itu.


Selasa, 18 Mei 2010

PENGGABUNGAN BENTUK

Kemungkinan-kemungkinan dasar pada bentuk-bentuk yang tergabung

1. Spatial Tension

Kedua bentuk secara relative berdekatan atau memiliki kesamaan visual

2. Edge To Edge Contact

Dua buah bentuk satu sisinya bersamaan dab dapat berporos pada sisi tersebut

3. Face to Face Contact

Adanya bidang-bidang datar pada bentuk yang terletak sejajar

4. Interlocking Relationship

Keduanya saling menerus kedalam masing-masing volume ruangnya.

PERUBAHAN BENTUK

Perubahan Bentuk dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Perubahan Dimensi

Tetap memiliki identitas aslinya

2. Perubahan Akibat Pengurangan

Besarnya perubahan menentukan apakah bentuk tersebut dapat mempertahankanidentitas asalnya

3. Perubahan Akibat Penambahan

SIRKULASI RUANG

Macam Jenis Sirkulasi Penghubung Pada Ruang Ada 3 macam sirkulasi penghubung ruang :
1.Melewati Ruang


Integritas ruang tetap dipertahankan
· Konfigurasi Jalan luwes
· Untuk menghubungkan jalan utama dengan ruang dapat digunakan ruang perantara (transisi)


2.Menembus Ruang



· Sirkulasi dapat menembus sebuah ruang menerus sumbunya, miring atau sepanjang sisinya
· Dalam memotong sebuah ruang, sirkulsi membentuk wilayah-wilayah tertentu untuk aktifitas dan gerak dalam ruang tersebut


3.Berakhir dalam Ruang

Lokasi ruang menentukan arah sirkulasi
· Hubungan ini digunakan untuk memasuki ruang secara fungsional atau ingin juga melambangkan ruang-ruang yang penting


Pola Sirkulasi
1.linear

pola dengan bentukan jalan lurus teratur sehingga membentuk pola deret ruang tertentu

2.Radial

Pola radial memiliki jalan berkembang dari atau menuju pusat


3.Spiral

Suatu jalan menerus yang berasal dari suatu titik pusat, berputar mengelilinginya dan semakin lama maka akan semakin jauh jaraknya dari titik pusatnya


4.Network

Pola network terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu dalam ruang


5.Campuran

Suatu bangunan biasanya memiliki kombinasi dari pola-pola diatas. Untuk menghindari terbentuknya orientasi yang membingungkan, dibentuk aturan urutan utama dalam sirkulasi tersebut.



Sumber: Dharma, Agus. Seri Diktat Kuliah Teori Arsitektur 2. Gunadarma, Depok, 1998

KEPADATAN DAN KESESAKAN


KEPADATAN (DENSITY)
A. Pengertian
- Menurut Sundstorm : Sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
- Menurut Sarwono : Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bilajumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan luas ruangan.
. Katagori Kepadatan
1. Menurut Altman (dalam studi tahun 1920-an) : Variasi indikator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku sosial :
- Jumlah individu dalam sebuah kota
- Jumlah Individu pada daerah sensus
- Jumlah individu pada unit tempat tinggal
- Jumlah ruangan pada unit tempat tinggal
- Jumlah bangunan pada lingkungan sekitar
2. Menurut Jain (1987) : Tingkat kepadatan penduduk dipengaruhi oleh unsure-unsur :
- Jumlah individu pada setiap ruang
- Jumlah ruang pada setiap unit rumah tinggal
- Jumlah unit rumah tinggal pada setiap struktur hunian
- Jumlah struktur hunian pada setiap wilayah pemukiman

Teori Kepadatan Menurut Halohan
1. Kepadatan Spasial (Spasial Density)
Terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadi lebih kecil atau sempit, sedangkan jumlah individu tetap.
2. Kepadatan Sosial (Social Density)
Terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi penambahan luas ruang.

Teori Kepadatan Menurut Altman
1. Kepadatan Altman (Inside Density)
Jumlah individu dalam suatu ruangan atau tempat tinggal.
2. Kepadatan Luar (Outside Density)
Sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah

C. Akibat Kepadatan Yang Tinggi
1. Menurut Taylor :
- Lingkungan sekitar merupakan sumber yang penting dalam mempengaruhisikap, perilaku dan keadaan internal individu di suatu tempat tinggal
- Rumah dan lingkungan pemukiman yaitu yang nyaman member kepuasan psikis
2. Menurut Schrr :
Kualitas pemukiman mempengaruhi persepsi diri, strss, kesehatan fisik.
Kualitas pemukiman mempengaruhi perilaku dan sikap individu.
3. Heimstra dan Mc. Farling, akibat kepadatan :
Akibat Fisik
Akibat Sosial
Akibat Psikis

KESESAKANKesesakan adalah persepsi individu terhadap keterbatasan ruang, bersifat psikis terjadi bila mekanisme privasi individu gagal berfungsi dengan baik.
1. Menurut Altman :
Kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada tingkatan interaksi manusia dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.
2. Menurut Baum dan Paulus :
Kepadatan dapat dirasa sebagai kesesakan atau tidak, ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan :
a. Karakteristik setting fisik
b. Karakteristik setting social
c. Karakteristik personal
d. Kemampuan beradaptasi
3. Menurut Morris :
Kesesakan sebagai devisit suatu ruang.
4. Menurut Ancok :
Kesesakan timbul dari besar-kecilnya ukuran rumah yaitu menentukan besarnya rasio antara penghuni dan tempat (space) yang tersedia.
5. Menurut Stokols :
a. Kesesakan bukan social (nonsocial crowding)
Faktor-faktor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding.
b. Kesesakan social (social crowding)
Perasaan sesak mula-mula dating dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak.
c. Kesesakan molar (molar crowding)
Perasaan sesak yaitu dapat dihubungakan dengan skala luas, populaasi penduduk.
d. Kesesakan molekuer (molekuler crowding)
Perasaan sesak yaitu menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal.
6. Menurut Rapoport :
Kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi. Batasan kesesakan melibatkan persepsi seseorang terhadap keadaan ruang yang dikaitkan dengan kehadiran sejumlah manusia. Dimana ruang yang tersedia dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang dirasa terlalu banyak.

A. Teori-Teori kesesakan
1. Teoari Beban Stimulus
Kesesakan akan terjadi bila stimulus yang diterima individu terlalu banyak (melebihi kapasitas kognitifnya) sehingga timbul kegagalan dalam memproses stimulus atau info dari lingkungan.
Menurut Keating, Stimulus adalah hadirnya banyak orang dan aspek-aspek interaksinya, kondisi lingkunga fisik yang menyebabkan kepadatan social. Informasi yang berlebihan dapat terjadi karena :
a. Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan
b. Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat
c. Suatu percakapan yang tidak dikehendaki
d. Terlalu banyak mitra interaksi
e. Interaksi yang terjadi dirasa terlalu dalam atau terlalu lama
2. Teori Ekologi
Membahas kesesakan dari sudut proses social
a. Menurut Micklin :
Sifat-sifat umum model pada ekologi manusia :
1. Teori ekologi perilaku : Fokus pada hubungan timbale balik antara manusia dan lingkungan.
2. Unit analisisnya : Kelompok social, bukan individu dan organisasi social memegang peranan penting
3. Menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial
b. Menurut Wicker :
Teori Manning : Kesesakan tidak dapat dipisahkan dari factor setting dimana hal itu terjadi.
3. Teori Kendala Perilaku
Kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu.Kesesakan akan terjadi bila system regulasi privasi seseorang tidak berjalan secara efektif lebih banyak kontak social yang tidak diinginkan. Kesesakan timbul karena ada usaha-usaha yang terlalu banyak, yang butuh energy fisik maupun psikis, guna mengatur tingkat interaksi yang diinginkan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesakan
1. Faktor Personal
a. Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk :
Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control terhadap lingkungan sekitarnya. Control pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control ibternal : Kecendrungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaab yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.
b. Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi atau upaya menekankan perasaan sesak.
c. Jenis kelamin dan usia
Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak
Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.
2. Faktor Sosial
a. Kehadiran dan perilaku orang lain
b. Formasi koalisi
c. Kualitas hubungan
d. Informasi yang tersedia
3. Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : Kesesakan didalamnya rumah berhubungan dengan factor-faktor fisik, jenis rumah, urutan lantai, ukuran, suasan sekitar.
- Altman dan Bell, dkk : Suara gaduh,panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik setting mempengaruhi kesesakan.


C. Pengaruh Kesesakan terhadap Perilaku
Lingkungan sesak => aktifitas seseorang terganggu => interaksi interpersonal yang tidak diinginkan => mengganggu individu mencapai tujuan => gangguan norma meningkat ketidaknyamanan => penarikan diri dan menurunnya kualitas hidup.
Pengaruh Negatif Kesesakan ;
Penurunan-penurunan Psikologis : perasaan kurang nyaman, stress, cemas, suasana hati yang kurang baik, prestasi menurun, agresifitas meningkat, dan lain-lain.
Malfungsi Fisiologis : Meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, penyakit-penyakit fisik.
Hubungan Sosial Individu : Kenakalan remaja, menurunnya sikap gotong royong, menarik diri, berkurangnya intensitas hubungan social, dll.


Asumsi Konsekuensi Negatif dari Kesesakan :
1. Model beban stimulus
2. Model kendala perilaku
3. Model ekologi
Perilaku negative akibat sesak dan padat hanya terjadi pada situasi dimana pilihan-pilihan yang tersedia sedikit.
4. Model atribusi
Akibat negative kepadatan dan kesesakan hanya terjadi pada tempat dan situasi teryentu.
5. Model aurosal
Kepadatan dan kesesakan menyebabkan terstimulinya perangkat-perangkat fisiologis tekanan darah meningkat.


Sumber ;
http://mariachrisnatalia.blogspot.com/2010/04/kepadatan-kesesakan-personal-space_25.htm

Senin, 12 April 2010

PRIVASI DAN TERITORI


PRIVASI
Privasi berasal dari kosakata bahasa Inggris "privacy" yang berarti tersendiri, rahasia, pribadi.
Pengertian Privasi sendiri antara lain adalah :

Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. (http://id.wikipedia.org/wiki/Privasi)

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan , yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar di capai orang lain. (Dibyo Hartono, 1986)

Privasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Privasi rendah, yang terjadi bila hubungan dengan orang lain dikehendaki;
2. Privasi tinggi, yang terjadi bila ingin menyendiri dan hubungan dengan orang lain dikurangi.


Untuk mencapai tingkat intensitas suatu privasi, seseorang akan mengontrol dan mengatur melalui suatu mekanisme perilaku, antara lain seperti :

Perilaku verbal
Ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal, sejauh mana orang lain boleh berhubungan dengannya.

Perilaku non verbal
Ini dilakukan dengan menunjukan ekspresi wajah atau gerakan tubuh tertentu sebagai tanda atau respon terhadap suatu kondisi atau keadaan.

Mekanisme Kultural
Biasanya berkaitan dengan adat istiadat, aturan atau norma yang menggambarkan keterbukaan atau ketertutupan kepada orang lain.

D. Ruang Personal
Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi tertentu.
Beberapa karakterisitik ruang personal menurut Sommer (dalam altman,1975),
pertama, batas diri yang tidak boleh dimasuki oleh orang lain. Kedua, ruang personal itu tidak berupa pagar yang tampak mengelilingi seseorang dan terlerak di suatu tempat tetapi batas itu melekat pada diri dan dibawa kemana-mana. Ketiga, ruang personal adalah batas kawasan yang dinamis, yang berubah-ubah besarnya sesuai dengan waktu dan situasi. Keempat, pelanggaran ruang personal ini akan dirasakan sebagai ancaman sehingga daerah ini dikontrol dengan kuat.

Personal space/ruang pribadi adalah kawasan sekitarnya seseorang yang mereka anggap sebagai psikologis mereka. Invasi ruang pribadi sering menyebabkan ketidaknyamanan, kemarahan, atau kecemasan pada pihak korban. (Edward T. Hall , yang gagasannya dipengaruhi oleh Heini Hediger)

Teritorialitas adalah suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepemilikan seseorang atau kelompok atas suatu tempat atau lokasi.
Contoh:
Sebuah kamar tidur adalah teritori penghuninya. Bila ada orang lain masuk tanpa ijin penghuninya, maka si penghuni akan merasa risih karena daerah teritorialnya terganggu.
Seseorang menaruh barang-barangnya pada kursi tertentu dalam suatu ruang. Saat ia meninggalkan ruangan tersebut, barang-barang tersebut adalah identitas teritorialnya.
Kecendrungan terjadinya konflik dengan orang / kelompok lain yang bermaksud mengintervensi teritori tersebut dapat terjadi ketika batas teritori tidak jelas atau dapat dipermasalahkan.

TERITORI
Teritori dapat dibedakan sebagai:
1. Teritori Primer
Tempat –tempat yang sangat pribadi sifatnya dan hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu yang sudah mendapat izin khusus.
Contoh : Rumah, Ruang Kantor, Hotel
2. Teritori Sekunder
Tempat yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang sudah cukup saling mengenal
Contoh : Ruang Kelas, Kantin sekolah
3. Teritori Publik
Tempat terbuka untuk umum yang pada prinsipnya setiap orang di perkenankan berada di tempat itu.
Contoh : Pusat perbelanjaan, tempat rekreasi

Selasa, 30 Maret 2010

CURCOL BOOOO,,,,,,,,

Gileeeee cuuuuuuyy,,,,,,mata dah 1 watt (lebay bgt yak) tp SPA masih nyolotin!!!!!!
malem" begadang bikin perut laper cuy...tp ga ada ga ada yg bisa dimakan!
buset dah,,,jadi serba ngebingugin!! zzzZZzZZZZZzzz...... (-_-)

Minggu, 28 Maret 2010

PERILAKU MANUSIA PADA RUANG TERBUKA



">Ruang terbuka (open space) adalah suatu wilayah dalam perkotaan yang masih atau memang sengaja disiapkan oleh pemerintah guna mendukung manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung dari program yang telah ditetapkan oleh sebuah wilayah perkotaan, biasanya dalam bentuk yang bermacam-macam.


Ruang terbuka pada umumnya merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi.

Akan tetapi yang paling sering kita jumpai adalah berupa ruang terbuka hijau, dimana didalamnya terdapat tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik, introduksi).











Ruang terbuka hijau ( RTH )

RTH di kota2 besar berfungsi menyejukkan udara, estetika kota, ruang be

rsantai bagi warga, mengurangi volume dan laju air hujan. Berkurangnya RTH berimbas kenaikan suhu udara perkotaan. UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyebutkan bahwa, proporsi RTH minimal 30 % dari luas wilayah kota, terdiri RTH publik ( 20 % ) dan RTH privat ( kebun/ taman/ tumbuhan di halaman kantor, rumah, gedung ). RTH publik meliputi tam

an kota, pemakaman umum, jalur hijau sepanjang jalan, sungai dan pantai. Proporsi 30 % adalah ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan sistem hidrologi, sistem mikrok

limat, maupun sistem ekologis lain, yang meningkatkan ketersediaan udara, air b

ersih yang diperlukan masyarakat dan estetika kota.












Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk Ruang terbuka dapat diklasifikasikan menjadi :

  1. bentuk Ruang terbuka alami (kawasan lindung, dll)
  2. bentuk Ruang terbuka non alami atau Ruang Terbuka Hijau binaan (pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, dll)










Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasikan menjadi :

  1. Ruang terbuka kawasan perdagangan
  2. Ruang terbuka kawasan perindustrian
  3. Ruang terbuka kawasan permukiman
  4. Ruang terbuka kawasan pertanian
  5. Ruang terbuka kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.


Ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
Ruang terbuka umum, dapat diuraikan menjadi berikut :


● Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak diluar massa bangunan

● Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga)
● Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan (multi fungsi).
Ruang terbuka khusus, sebagai berikut :
● Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan.
● Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus/ spesifik.


Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

Fungsi umum :

  • Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat kom unikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu
  • Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam.
  • Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tem pat lain.
  • Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.


Fungsi ekologis :

  • Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara ekosistem tertentu.
  • Pelembut arsitektur bangunan.


Manfaat dari Ruang terbuka diantaranya adalah :

  • Identitas kota

Pada kasus ini adalah ruang terbuka hijau. Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada areal RTH.

  • Nilai estetika

Penempatan Ruang terbuka (pengaturan tata ruang) yang sesu

ai akan memberi kesan keindahan dan kenyamanan tersendiri pada pola aktivitas suatu kota.

  • Rekreasi

Disini warga kota dapat memanfaatkan ruang terbuka sebagai area bersant

ai, rekreasi dan berolah raga serta melakukan kegiatan atau aktifitas bermanfaat lainnya bersama-sama.

  • Pelestarian air tanah

Seiring dengan terus berkembangnya suatu kota, semakin mengurangi area peresapan air tanah yang berdampak pada bencana banjir yang biasanya terjadi pada musim penghujan. Maka dengan adanya ruang terbuka ini, semakin memaksimalkan dan menyediakan adanya tempat peresapan air hujan yang mencukupi pada suatu wilayah.

Kawasan area terbuka yang seharusnya memiliki banyak potensi kini telah berubah menjadi ruang yang kurang produktif.

Contoh kasus kali ini adalah sebuah taman kota, kawasan yang seharusnya menjadi kawasan yang nyaman, indah dan segar berubah menjadi kawasan yang padat dan mengganggu pemandangan taman kota. Kehadiran ruang terbuka yang terkesan 'kosong', dijadikan lahan untuk berjualan dengan mendirikan kios-kios dan dijadikan tempat aktivitas merusak lainnya sehingga terjadi penyimpangan dari fungsi ruang terbuka yang sesungguhnya.

Selasa, 16 Maret 2010

Hubungan-Hubungan Ruang

Hubungan-hubungan luar terbagi atas 4 jenis,
1. Ruang dalam ruang
2. Ruang saling berkaitan
3. Ruang bersebelahan
4. Ruang yang dihubngkan oleh ruang lain


1. Ruang dalam ruang












Ruang yang lebih besar berfungsi sebagai 3 dimensi untuk ruang yang lebih kecil.













Ruang yang tergantung mempunyai bentuk yang berbeda debgan ruang pembungkusnya.


2. Ruang saling berkaitan
Hubungan ikatan ruang yang terdapat 2 buah ruang yang kawasannya bersatu membentuk sua tu daerah ruang bersama.











Bagian yang saling berkait an dapat digunakan secara berimbang.











Bagian yang s aling berkaitan dapat melebur dengan salah satu ruang.












Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integritas sebagai sebuah ruang yang berfungsi menghubungkan kedua ruang aslinya.


3. Ruang Saling Bersebelahan






Hubungan ruang yang paling umum batas masing-masing ruang jelas.








Tingkat continuitas visual tergantung pada bidang pemisahnya.


4. Ruang dihubungkan dengan ruang lain.






Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan oleh ruang ketiga atau perantara.









Ruang Perantara dapat berbeda dalam bentuk atau orientasi untuk menunjukan fungsi berhubungan.



Sumber:
Dharma, Agus. Seri Diktat Kuliah Teori Arsitektur 2. Gunadarma, Depok, 1998

Terbentuknya Ruang dari Bidang Horizontal dan Vertikal

Pengertian ruang adalah suatu bentuk yang terwujud atau terjadi karena adanya susunan bidang-bidang pembatas. Bidang pembatas tersebut bisa bidang horizontal, vertikal ataupun kombinasi keduanya.
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081013093237AAL2k78)

Terbentuknya Ruang Dari Bidang Horizontal
terbentuknya ruang horizontal terdiri dari beberapa tahap dan beberapa cara


Bidang dasar











bidang dasar adalah bidang datar horizontal yang terletak sebagai suatu figur di atas latar belakang yang kontras. seperti perbedaan warna yang mencolok atau tekstur di sekelilingnya. bidang dasar dapat diperkuat secara visual dengan cara-cara berikut :

Bidang dasar yang dinaikan






bidang horizontal yang diangkat dari permukaan tanah yang menimbulkan permukaan vertikal di sisi-sisi bidang dasar horizontal tersebut yang memperkuat pemisahan dari dasar di sekitarnya.

Bidang dasar yang diturunkan







bidang horizontal yang diturunkan dari permukaan tanah dan membuat suatu volume ruang.


Bidang yang melayang










bidang dasar horizontal yang diletakan di atas membentuk volume ruang di antara bidang tersebut dan bidang tanah di bawahnya.



Terbentuknya Ruang Dari Bidang Vertikal

1. Unsur vertikal linier dapat membentuk sisi-sisi vertikal dari suatu volume ruang.
Contohnya seperti bentuk persegi yang dimana keempat sisinya adalah volume-volume, sehingga membentuk seperti sebuah ruangan kosong yang tidak mempunyai dinding.Unsur-unsur vertikal linier dapat menunjukkan pergerakan melintasi ruang, memberikan tumpuan pada suatu bidang, membentuk rangka struktur tiga dimensi untuk ruang arsitektur.


2. Suatu Bidang Vertikal akan menegaskan ruang yang di hadapinya











Satu bidang vertical juga bisa disebut dengan bidang dinding karena bidang dinding adalah salah satu bidang yang memiliki orientasi vertikal dan bidang dinding yang memiliki orientasi vertikal sangat menentukan dalam pembentukan dan membatasi ruang arsitektural.


3. Bidang berbentuk L












Bidang berbentuk L menimbulkan suatu ruang yang timbul dari sudut yang keluar mengikuti arah diagonal.

4. Bidang-bidang sejajar












Bidang-bidang sejajar untuk menentukan suatu volume ruangan diantaranya yang berorientasi menuju ujung-ujung yang tak terbatas.

5. Bidang berbentuk U










Bidang berbentuk u membentuk suatu volume ruang diantaranya berorientasikan searah dengan sisinya yang terbuka.

6. Bidang penutup
Bidang penutup yaitu suatu ruang yang berorientasi ke dalam dan menegaskan kawasan disekitar ruang tertutup.


Sumber:
Dharma, Agus. Seri Diktat Kuliah Teori Arsitektur 2. Gunadarma, Depok, 1998